Padd Solutions

Converted by Falcon Hive

Nama Baturraden menggunakan huruf ‘r’ ganda, terdiri dari kata ‘batur’ dan ‘raden’. Hal ini sering menjadi kesalahan karena kita sering menyebutnya dengan kata ‘batu’ dan ‘raden’. Penyebutan ‘batu’ akan membawa konotasi bahwa di sana banyak ‘batu’, atau paling tidak, ada ‘batu’ yang dijadikan subyek.
Saya pernah ke Baturraden sebelumnya, tapi sudah lama sekali. Waktu itu saya diajak oleh teman kuliah yang asli orang Banyumas. Kami mengunjungi Baturraden kembali dalam rangka menemui teman saya tadi di Purwokerto, jadi sekalian ke Baturraden.
PERJALANAN
Perjalanan dari Cilacap (rute perjalanan kami sebelumnya adalah Cipanas Garut, Pangandaran, Cilacap) ke Purwokerto cukup mudah karena petunjuk arah cukup banyak dan jelas. Ketika ada petunjuk arah yang berbeda antara Banyumas dan Purwokerto, saya mengikuti arah ke Purwokerto, karena setahu saya, Baturraden ada di dekat Purwokerto.
Tidak lama kami sudah memasuki kota Purwokerto, lalu berhenti sebentar dekat alun-alun. Istri saya masuk Rumah Baju Lamara, dan saya mencari sekadar jajanan khas Purwokerto/Sokaraja. Jajanan yang saya sukai adalah getuk goreng. Ah, kebetulan sekali, getuk goreng di toko oleh-oleh dekat masjid itu baru diantar, jadi masih fresh. Saya pun langsung mencobanya sedikit.
Untuk menuju ke Baturraden memang bisa (atau sebaiknya) melalui alun-alun (di sebelahnya masjid agung / gedung DPRD), menuju ke utara terus hingga ada semacam tugu di pertigaan, lalu belok kanan sesuai petunjuk arah. Dari situ mengikuti jalan terus hingga lokasi Baturraden. Sekarang, di lokasi (ada gerbang dan di tengah jalan ada pemisah dari stainless steel), ada petunjuk arah yang cukup membingungkan. Kalau lurus, ke arah Baturraden, sedangkan kalau belok kanan, ada tulisan “pancuran tujuh”, “bumi perkemamahan” dan lain-lain. Saya sempat belok kanan karena setahu saya obyek wisata di Baturraden adalah “pancuran tujuh” tersebut. Ternyata, jalannya sangat kecil, dan tidak jelas. Akhirnya saya kembali dan mengambil jalan lurus. Jalan lurus ke Baturraden ini juga membingungkan karena cukup panjang. Timbul pikiran, jangan-jangan Baturraden ini adalah desa atau kecamatannya, bukan obyek wisatanya. Tetapi ternyata benar, jalan lurus itu di ujungnya ada terminal dan berikutnya ada tempat parkir untuk pengunjung wisata.
Tempat parkir obyek wisata Baturraden
KOLAM PEMANDIAN
Obyek wisata Baturraden adalah kolam pemandian air panas (hot spring water), di samping wisata pemandangan alam dan udara sejuk. Untuk menuju kolam pemandian, atau disebut juga pancuran pitu, bisa dengan jalan kaki atau naik kendaraan. Perlu diperhatikan bahwa jalan menuju obyek tersebut harus melalui jalan menurun dan mendaki, jadi pastikan kendaraan anda cukup kuat (umumnya dengan gigi 1 bisa). Informasi ini saya dapat dari penjual jagung bakar di tempat parkir. Saya sendiri urung ke obyek tersebut karena hari sudah sangat sore (hampir maghrib), gerimis, dan sepi. Para pedagang pun sudah banyak yang menutup kiosnya.
PENGINAPAN
Untuk penginapan, tampaknya sangat mudah. Di kanan-kiri jalan menuju Baturraden sangat banyak penginapan, baik berupa hotel maupun penginapan ‘biasa’ (mungkin kelas melati). Semakin dekat ke lokasi semakin banyak, jadi anda tidak perlu buru-buru mengambil penginapan. Kalau perlu, anda sampai dulu di lokasi, lalu balik turun dan memilih penginapan yang paling cocok yang dilihat ketika naik tadi.
OLEH-OLEHJika anda ingin belanja oleh-oleh, sebaiknya di Purwokerto saja. Selain lebih terjamin, juga pilihannya sangat banyak. Lokasi belanja oleh-oleh adalah di sekitar alun-alun, atau di jalan protokol di sekitarnya (sayang saya tidak ingat nama jalannya). Anda bisa parkir, cukup mudah karena bisa parkir di pinggir jalan, lalu jalan-jalan. Toko oleh-oleh banyak di sekitar itu. Oleh-oleh yang khas antara lain: tempe mendoan, kripik tempe, bakpia, getuk goreng, yangko, dan lain-lain. Tidak semua asli Purwokerto, namun cukup khas Jawa (tengah).

(0) Comments

Posting Komentar